Cara Monetize Paper
Cara Monetize Paper
Dalam dunia akademik, merupakan hal yang lazim ketika seorang mahasiswa, peneliti, ataupun dosen mengirimkan karya berupa artikel ke jurnal ilmiah.
Berdasarkan pengalaman saya, artikel akan diseleksi oleh editor dan selanjutnya dikirimkan kepada mitra bestari (reviewer). Mitra bestari akan mengkritisi artikel secara obyektif lalu akan menilai kelayakan dari artikel.
Mitra bestari dapat meminta penulis untuk revisi, menerima, atau bahkan menolak. Jika dalam prosesnya artikel kita diterima, maka artikel bisa diterbitkan.
Setelah artikel terbit di jurnal ilmiah, apakah ada penghasilan, honor atau semacamnya yang diberikan oleh pengelola jurnal?
TIDAK ADA
Jurnal ilmiah bukanlah media massa yang biasanya membayar artikel yang dikirimkan masyarakat umum ketika artikel itu diterima dan diterbitkan.
Malahan yang terjadi adalah sebaliknya. Kadang-kadang, penulis artikel harus menyediakan sejumlah uang sebagai syarat untuk bisa diterbitkan.
Baiklah, jika ada yang tetap berharap artikelnya bisa menghasilkan uang. Hal itu sebenarnya sangat mungkin dilakukan.
Bagaimana caranya?
Salah satu cara yang juga pernah saya alami adalah, dengan mengajukan insentif ke lembaga yang menaungi. Pada waktu saya menyelesaikan skripsi S1, universitas tempat saya belajar membuat sebuah program yang disebut “Insentif Penyusunan Artikel Jurnal Internasional yang Berasal Dari Tugas Akhir Mahasiswa”.
Saya dan dosen pembimbing saya mencoba mendaftar pada program ini dengan terlebih dahulu menyusun artikel ilmiah berbahasa Inggris lalu mengumpulkan ke salah satu jurnal internasional. Bukti pengumpulan artikel kami gunakan sebagai salah satu syarat pengajuan insentif ini.
Syukurlah aplikasi kami diterima. Namun menunggu beberapa bulan agar insentif bisa cair. Kalau tidak salah insentif yang kami dapat antara 5–10 juta rupiah.
Kesimpulannya, jika ingin artikel ilmiahmu menghasilkan uang. Janganlah berharap uang itu diberikan oleh pengelola jurnal. Tetapi, cobalah mengikuti hibah atau penghargaan terkait publikasi dalam jurnal ilmiah yang biasanya akan menjanjikan uang jika memang artikel telah memenuhi kualifikasi.
Gramedia Academy WEBINAR bersama DIAN NAFI
Pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung beberapa bulan, grafiknya bukan menurun namun semakin meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan yaitu pembatasan-pembatasan di berbagai hal, di antaranya social distancing dengan stay at home dan lain sebagainya. Sayangnya masalah lain pun muncul, kebosanan, ekonomi, dll. Atas hal tersebut, mau tidak mau kita harus berdamai dengan keadaan, tetap bersikap positif, dan produktif. Salah satunya dengan mengasah diri menjadi penulis. Banyak hal bisa kita tuliskan, apalagi saat seperti ini. Selain sebagai bentuk amal jariyah, juga bisa menghasilkan tambahan pemasukan.
Dalam dunia akademik, merupakan hal yang lazim ketika seorang mahasiswa, peneliti, ataupun dosen mengirimkan karya berupa artikel ke jurnal ilmiah.
Berdasarkan pengalaman saya, artikel akan diseleksi oleh editor dan selanjutnya dikirimkan kepada mitra bestari (reviewer). Mitra bestari akan mengkritisi artikel secara obyektif lalu akan menilai kelayakan dari artikel.
Mitra bestari dapat meminta penulis untuk revisi, menerima, atau bahkan menolak. Jika dalam prosesnya artikel kita diterima, maka artikel bisa diterbitkan.
Setelah artikel terbit di jurnal ilmiah, apakah ada penghasilan, honor atau semacamnya yang diberikan oleh pengelola jurnal?
TIDAK ADA
Jurnal ilmiah bukanlah media massa yang biasanya membayar artikel yang dikirimkan masyarakat umum ketika artikel itu diterima dan diterbitkan.
Malahan yang terjadi adalah sebaliknya. Kadang-kadang, penulis artikel harus menyediakan sejumlah uang sebagai syarat untuk bisa diterbitkan.
Baiklah, jika ada yang tetap berharap artikelnya bisa menghasilkan uang. Hal itu sebenarnya sangat mungkin dilakukan.
Bagaimana caranya?
Salah satu cara yang juga pernah saya alami adalah, dengan mengajukan insentif ke lembaga yang menaungi. Pada waktu saya menyelesaikan skripsi S1, universitas tempat saya belajar membuat sebuah program yang disebut “Insentif Penyusunan Artikel Jurnal Internasional yang Berasal Dari Tugas Akhir Mahasiswa”.
Saya dan dosen pembimbing saya mencoba mendaftar pada program ini dengan terlebih dahulu menyusun artikel ilmiah berbahasa Inggris lalu mengumpulkan ke salah satu jurnal internasional. Bukti pengumpulan artikel kami gunakan sebagai salah satu syarat pengajuan insentif ini.
Syukurlah aplikasi kami diterima. Namun menunggu beberapa bulan agar insentif bisa cair. Kalau tidak salah insentif yang kami dapat antara 5–10 juta rupiah.
Kesimpulannya, jika ingin artikel ilmiahmu menghasilkan uang. Janganlah berharap uang itu diberikan oleh pengelola jurnal. Tetapi, cobalah mengikuti hibah atau penghargaan terkait publikasi dalam jurnal ilmiah yang biasanya akan menjanjikan uang jika memang artikel telah memenuhi kualifikasi.
**
Writerpreneurship Di Era New Normal bersama Dian Nafi
JUNE 29, 2020
19.00 - 21.00 WIB
Tiket 150.000
JUNE 29, 2020
19.00 - 21.00 WIB
Tiket 150.000
Daftar via link ini https://gramediaacademy.com/enroll/workshop/177
Gramedia Academy WEBINAR bersama DIAN NAFI
Pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung beberapa bulan, grafiknya bukan menurun namun semakin meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan yaitu pembatasan-pembatasan di berbagai hal, di antaranya social distancing dengan stay at home dan lain sebagainya. Sayangnya masalah lain pun muncul, kebosanan, ekonomi, dll. Atas hal tersebut, mau tidak mau kita harus berdamai dengan keadaan, tetap bersikap positif, dan produktif. Salah satunya dengan mengasah diri menjadi penulis. Banyak hal bisa kita tuliskan, apalagi saat seperti ini. Selain sebagai bentuk amal jariyah, juga bisa menghasilkan tambahan pemasukan.
Materi:
Peluang apa saja dalam writerpreneurship
Tiga (3) Profitable Path
Tips writerpreneurship
Webinar akan diampu oleh Dian Nafi (Penulis Gramedia Pustaka Utama).
Dian Nafi adalah lulusan Arsitektur Universitas Diponegoro. Ia suka travelling dan menulis fiksi, non fiksi, seputar keIslaman, kepesantrenan, kewanitaan, parenting, entrepreneurship, dan pengembangan diri. Dian Nafi adalah Mentor Women Will by Google, Fasilitator Gapura Digital by Google, Trainer Hasfa Camp, dan Public Speaker. Ia sudah menulis 37 buku dan 96 antologi di 17 penerbit Indonesia. Ia adalah pemenang berbagai lomba penulisan dan sebagai pegiat banyak komunitas.
Daftarkan diri Anda melalui link https://bit.ly/GAWEBINAR atau klik https://gramediaacademy.com/enroll/workshop/177
Peluang apa saja dalam writerpreneurship
Tiga (3) Profitable Path
Tips writerpreneurship
Webinar akan diampu oleh Dian Nafi (Penulis Gramedia Pustaka Utama).
Dian Nafi adalah lulusan Arsitektur Universitas Diponegoro. Ia suka travelling dan menulis fiksi, non fiksi, seputar keIslaman, kepesantrenan, kewanitaan, parenting, entrepreneurship, dan pengembangan diri. Dian Nafi adalah Mentor Women Will by Google, Fasilitator Gapura Digital by Google, Trainer Hasfa Camp, dan Public Speaker. Ia sudah menulis 37 buku dan 96 antologi di 17 penerbit Indonesia. Ia adalah pemenang berbagai lomba penulisan dan sebagai pegiat banyak komunitas.
Daftarkan diri Anda melalui link https://bit.ly/GAWEBINAR atau klik https://gramediaacademy.com/enroll/workshop/177
Comments
Post a Comment